KATA KATA
lihatlah biji kata-kata yang terbuang ke tanah tumbuh seperti semak-semak di sawah terabai menyesakkan dada, tak bisa diharap ular dan serangga berbisa mungkin telah hidup di sana, seperti manusia menyimpan rasa untuk cinta, dengki, dan kuasa kata-kata telah terbantai makna hatinya lalat hijau telah mengubur dengan dengusan penyair-penyair lahir sebagai nisan menangis berhiba-hati teronggok di depan mulut-mulut busuk berbusa-busa selamat malam kefanaan sang pemulung telah menjual kata-kata pada jiwa yang lapar
_InK_
Senin, 17 November 2008
Selasa, 21 Oktober 2008
Gelisah
Sedikit goresan tinta terurai rapi disisi jiwa yang terbelenggu dan terajut satu demi satu
Ditiap butiran tinta aku paparkan dahaga pilu diujung rindu
Mengisyaratkan hasrat, aku tuangkan amarah yang kian membisu
Pertautan hati disetiap langkah jalanku yang tidak berhenti berliku
'Ah, mengapa aku terlalu lantang menyuarakan ultimatum perang pada sang waktu
Sebab aku tidak tahu ke arah manakah jalan pulang itu
Berikan aku seikat bunga dikepala ratu dan seteguk air didalam tungku
Maka tiba bangkitku terlepas dari kaku, layu, dan kuyu
----Kali ini kau yang menang wahai waktuku----
Kisah Aku Berkeluh-kesah
Sedikit goresan tinta terurai rapi disisi jiwa yang terbelenggu dan terajut satu demi satu
Ditiap butiran tinta aku paparkan dahaga diujung rindu
Mengisyaratkan hasrat yang aku tuangkan dalam tungku amarah yang kian membisu
Pertautan hati disetiap langkah jalanku yang tidak berhenti berliku
Ditiap butiran tinta aku paparkan dahaga diujung rindu
Mengisyaratkan hasrat yang aku tuangkan dalam tungku amarah yang kian membisu
Pertautan hati disetiap langkah jalanku yang tidak berhenti berliku
Minggu, 19 Oktober 2008
Mendung Itu
Langganan:
Postingan (Atom)